Senin, 21 April 2008

ANTIPSIKOTIK

Mekanisme Kerja
Antipsikotik adalah antagonis dopamin dan menyekat reseptor dopamin dalam berbagai jaras di otak. Antipsikotik atipikal juga meningkatkan keefektifan serotonin.


Manfaat Klinis
Tabel di bawah memuat antipsikotik yang paling sering diresepkan. Golongan kimia antipsikotik ”tipikal” yang konvensional dibedakan oleh kedalaman, jenis, dan keparahan efek samping yang dihasilkan. Keefektifan klinis keseluruhan obat tersebut dalam dosis yang ekuivalen adalah sama.
Antispikotik atipikal terbaru, seperti klozapin, risperidon, olanzapin, dan ziprasidon, mempunyai efek klinis yang lebih besar daripada antipsikotik kelas lain dengan efek samping ekstrapiramidal akut yang minimal.
Penggunaan utama antipsikotik untuk skizofrenia, sindrom otak organik dengan psikosis. Obat ini juga berguna untuk pasien yang mengalami ansietas berat dan menyalahgunakan obat atau alkohol karena benzodiazepin dikontraindikasikan bagi mereka.

Reaksi Yang Merugikan dan Pertimbangan Keperawatan
Efek samping antipsikotik banyak dan bervariasi serta menuntut banyak perhatian klinis dari perawat untuk memberikan perawatan yang optimal. Beberapa efek samping hanya menyebabkan rasa tidak nyaman bagi pasien, dan kebanyakan mudah ditangani, tetapi beberapa diantaranya mengancam jiwa. Perawat harus memberi perhatian khusus pada gejala atau sindrom ekstrapiramidal (EPS), baik jangka pendek maupun jangka panjang. Obat-obat yang paling umum untuk mengatasi EPS jangka pendek adalah:
1. Benztropin, 1-6 mg/hari
2. Triheksifenidil, 1-10mg/hari
3. Difenhidramin, 25-150 mg/hari
Efek merugikan klozapin yang paling serius adalah agranulositosis, yang terjadi pada kira-kira 1% sampai 2% pasien. Tabel 2 menyajikan beberapa efek samping yang lebih umum dan pertimbangan keperawatannya.